Pelatihan kerja merupakan landasan penting bagi pengembangan tenaga kerja yang berkualitas. Trainer atau instruktur andal juga diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks ini, Training of Trainer (ToT) berperan penting dalam pengembangan profesional para tenaga kerja.
ToT atau biasa dikenal juga dengan Pelatihan Skema Instruktur Kualifikasi 4 adalah wadah bagi para instruktur untuk mengembangkan skill mereka dalam memberikan pelatihan. Terdapat berbagai unit kompetensi yang harus mereka kuasai hingga akhirnya kompetensi mereka dibuktikan dengan uji kompetensi dan microteaching.
Menurut Asril (2011), microteaching merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengadopsi model pengajaran sesungguhnya dalam skala yang lebih terbatas, dikenal juga sebagai “real teaching”. Dalam ToT 4 microteaching berlangsung dalam durasi singkat, kurang lebih 15 menit, yang nantinya asesor akan memberikan umpan balik konstruktif kepada peserta pelatihan. Untuk menyatakan seorang instruktur kompeten, microteaching harus memenuhi 10 aspek berikut ini:
1. Presensi
Calon instruktur mengecek kehadiran peserta (audiens) yang terlibat dalam sesi microteaching.
2. Perkenalan diri
Calon instruktur memperkenalkan diri secara singkat sebelum memulai sesi microteaching.
3. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):
Calon instruktur memastikan lingkungan belajar yang aman.
4. Apersepsi
Calon instruktur emberikan kalimat atau aktivitas awal yang dapat memotivasi peserta dan mengarahkan perhatian mereka ke materi yang akan dipelajari.
5. Materi
Calon instruktur menyampaikan materi ajar kepada para peserta (audiens) microteaching.
6. Tanya jawab
Calon instruktur mendorong peserta untuk berpartisipasi aktif dengan mengajukan pertanyaan dan merespons pertanyaan dari pengajar.
7. Kesimpulan
Calon instruktur merangkum pokok-pokok pembelajaran yang telah disampaikan dalam sesi microteaching.
8. Evaluasi
Calon instruktur melakukan penilaian terhadap pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan.
9. Post-test
Calon instruktur memberikan ujian yang dilakukan setelah sesi microteaching untuk mengukur pemahaman peserta secara lebih mendalam.
10. Penugasan
Calon instruktur memberikan tugas atau aktivitas tambahan kepada peserta untuk untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan yang telah dipelajari dalam sesi microteaching.
Manfaat microteaching tidak hanya terbatas pada pengembangan keterampilan mengajar, tetapi juga membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri calon instruktur. Selain itu, microteaching juga dapat digunakan sebagai wadah untuk mengeksplorasi dan menemukan pendekatan pelatihan yang lebih efektif dan menarik bagi peserta pelatihan.
Fokus pada persiapan dan praktik pemberian pelatihan menjadi inti dari Sertifikasi Instruktur Kualifikasi 4 BNSP. Melalui praktik microteaching, instruktur atau calon instruktur memiliki kesempatan untuk terus memperbaiki keterampilan mengajar mereka sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan memadukan skill mengajar yang diperoleh melalui praktik microteaching, pelatihan bersertifikasi Instruktur Kualifikasi 4 di Kalungi menjadi lebih substansial dan relevan.
Kalungi menawarkan pelatihan untuk calon instruktur melalui beragam metode, termasuk praktik microteaching yang intensif. Dengan bantuan Kalungi, calon instruktur akan dibimbing untuk mahir dalam melaksanakan pelatihan dan melewati ujian kompetensi dengan percaya diri. Dengan demikian, mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi ujian kompetensi dan mampu menjadi instruktur profesional, yang telah diakui secara resmi oleh negara melalui Sertifikat BNSP.